Lensaxxx

Bayar Hutang Dengan Memek , Cerita Bokep Bayar Hutang

Wina adalah seorang wanita muda beranak satu berusia 25 tahun yang memiliki wajah manis, dengan bentuk tubuhnya yang begitu semok, pantatnya yang bohay membulat membuat siapapun lelaki yang melihatnya akan berdecak kagum. Ditambah lagi dengan buah dadanya yang membusung ukuran 34B dan sangat montok itu, semakin menambah keseksiannya benar benar menggiurkan, setiap mata lelaki.

Wina bekerja pada satu instansi pemerintah didaerah Sudirman, sebagai seorang analis yang ramah iapun sangatlah disukai oleh teman teman sekantornya. Sehari hari Wina berangkat bekerja dari rumahnya didaerah Ciledug menggunakan angkutan umum, dengan kebiasaannya yang selalu memakai pakaian ketat semakin membuat lekukkan tubuh seksinya tampak begitu jelas, dan mengundang banyak pandangan nakal dari para lelaki yang melihatnya.

Seperti pagi itu diangkutan yang cukup padat penumpang Wina berdiri berdesakkan diantara para penumpang, Wina yang pagi itu memakai pakaian ketat dengan span yang diatas lutut begitu menggoda setiap lelaki yang berdiri didekatnya, untuk merapatkan tubuhnya ketubuh Wina yang sangat seksi dan montok itu.

Saat itu ada seorang laki laki yang berdiri tepat dibelakang Wina, dengan perlahan mulai merapatkan tubuh depannya kebagian belakang tubuh Wina, dengan memanfaatkan goncangan mobil angkutan yang sesekali terguncang itu, laki laki itu mulai menempelkan batang penisnya yang masih tertutup celana ke pantat Wina. Laki laki yang disebelahnya pun tidak mau kalah dengan kalakuan temannya, iapun mulai dengan menempelkan telapak tangannya dipermukaan pantat Wina yang yang begitu membulat seksi terbalut rok spannya yang begitu ketat menyiplak dipantatnya.

Wina yang diperlakukan seperti itu tidak menyadarinya, ia masih asik bergantungan dengan tangan satunya sedang memainkan tombol tombol blackberrynya. Begitulah keseharian yang sering terjadi terhadap Wina, ada saja lelaki yang mencuri curi kesempatan dalam kesempitan.

Tidak seperti biasanya hari itu Wina begitu pusing dengan keadaan suaminya yang terlibat banyak hutang, akibat kebiasaan suaminya yang sering berhura hura dan hidup royal. Sementara tabungan Wina sudah habis dipakai untuk bayar ini dan itu, sesampainya dikantor Wina menghadap pimpinannya untuk meminjam uang, untuk melunasi hutang suaminya kepada seorang rentenir.

Wina mengetuk pintu ruangan pimpinannya itu, dan terdengar suara dari seorang laki laki yang mempersilahkannya untuk masuk. Pak Kevin adalah pimpinan dimana Wina adalah salah seorang anak buah di unitnya, dan hari itu Wina datang dan mengutarakan maksudnya untuk mendapat pinjaman uang.

Dengan mata nakalnya Pak Kevin menyisir tubuh Wina dari atas sampai kebawah, Wina menjadi risih mendapati hal ini, lalu dengan perlahan iapun mulai mengutarakan maksudnya.

“…maaf Pak maksud dan tujuan saya menghadap, adalah ingin meminta bantuan kepada Bapak untuk meminjamkan saya uang lima juta Pak…” kata Wina dengan nada berat.

“…boleh saja Bapak kasih, asal kamu mau menerima persyaratannya…!” kata Pak Kevin mulai dengan akal bulusnya.

“…persyaratan apa Pak, saya tidak mengerti…?” sambung Wina.

“…asal kamu mau pacaran sama Bapak sehari…saja…pasti Bapak kasih apa yang kamu mau…gimana…?” kata Pak Kevin dengan berbisik didepan wajah Wina.

Wina begitu kaget dengan apa yang baru didengarnya, lalu iapun tertunduk tidak berani menatap mata atasannya itu, dan iapun teringat akan desakkan dan ancaman rentenir yang kemarin datang kerumahnya, lalu dengan pelan iapun berkata lagi.

“…kalau memang Bapak mau begitu saya terima Pak, asalkan saya diberi pinjaman…” dengan berat hati Wina menyetujui keinginan atasannya itu.

Pak Kevin begitu girang dan tidak menyangka Wina akan semudah itu menerima persyaratan darinya. Lalu iapun mengeluarkan sejumlah uang dari lacinya, dan memberikannya kepada Wina.

“…ini uangnya lima juta dan kamu harus menuruti apa saja yang saya mau…!” katanya seraya menyerahkan uang ketangan Wina.

Wina segera memasukan uang itu kedalam tasnya, sementara Pak Kevin pergi mengunci pintu ruangannya, dan segera menghampiri Wina. Wina tidak kuasa menolak ketika tangan Pak Kevin memeluk tubuhnya dari belakang, dan mulai menyapu tengkuk dan leher jenjangnya dengan mulut dan lidahnya. Pak Kevin yang sudah sekian lama begitu memendam hasrat terhadap Wina kemudian tidak menyia nyiakan kesempatan langka tersebut, dengan penuh nafsu iapun mulai menggesek gesekkan batang penisnya dibelahan pantat Wina yang terbalut rok ketatnya.

“…oohh Wina kamu begitu menggairahkan, tubuhmu begitu seksi sssshhh…aaahh…” racau Pak Kevin ditelinga Wina.

Lalu mulai tangan Pak Kevin meremas remas buah dada montok Wina, dan mulai membuka satu persatu kancing blousnya. Tubuh Wina sampai terguncang guncang menerima desakkan dan gesekkan liar penis Pak Kevin dipantatnya, kini Pak Kevin membalikkan tubuh Wina kehadapannya.

Dengan memegang kepala Wina Pak Kevin kemudian melumat bibir tipis Wina, kemudian tangannya mulai menurunkan tali kutang dipundak Wina. Wina sudah setengah telanjang dengan buah dadanya yang montok itu menggantunng membuat Pak Kevin yang tidak sabar segera mencaplok dan mengenyoti puting susunya dengan penuh nafsu.

“…ssshhh…” Wina mulai mendesis menerima kenyotan mulut Pak Kevin.

Pak Kevin kemudian menarik Wina dan membaringkannya diatas sofa, lalu mulai menjilati paha mulus Wina, dan kemudian dengan tergesa segera menarik turun celana dalamnya. Wina hanya pasrah ketika Pak Kevin mulai membuka celananya, dan kemudian menuntun batang kontolnya kearah vaginanya.

Vagina Wina yang sudah basah itu dengan mudah dapat dimasuki kontol Pak Kevin, dan dengan tergesa kemudian Pak Kevin mulai menggenjot vagina Wina. “…aaahh…ooohhh…ssshhh…memekmu legit Rat…!” racaunya.

Wina hanya bisa pasrah dan menitikkan airmatanya, menerima hujaman dan genjotan batang kontol atasannya itu. Hingga akhirnya Pak Kevin menyemburkan spermanya didalam rahim Wina, dan hari itu runtuhlah sudah kesucian dirinya, dia harus menjadi tumbal akibat perbuatan suaminya. Pak Kevin sangat puas telah berhasil mencicipi tubuh seksi dan montok Wina, yang sudah sekian lama diidamkannya itu.

Wina kembali kemeja kerjanya, dan hari itu iapun menjadi kewalahan akibat banyaknya pekerjaan yang menumpuk dimejanya, karena tadi harus melayani atasannya. Hari itupun Wina harus pulang sedikit lebih malam dari biasanya, dengan tubuh lemas dan lelah iapun berderet bersama para calon penumpang angkutan umum dihalte bis itu.

Hingga sekitar jam delapan malam Wina baru dapat bis, dan tidak diduga pula ditengah perjalanan bis itu mogok, hingga Wina harus menyusuri trotoar dan berjalan mencari angkutan alternatif lainnya. Tepat didepan sebuah toko yang sudah mulai tertutup separuh rollingdorrnya, Wina dikejutkan dengan seorang laki laki yang kemudian membekap mulutnya, dan menarik tubuhnya masuk kedalam toko itu.

Wina tidak bisa menjerit apalagi meminta tolong dengan bekapan dimulutnya, Wina terus dipaksa masuk hingga kebagian belakang dalam toko tersebut. Didalam toko yang rupanya masih ada beberapa orang itu, kemudian serentak mengerubuti Wina yang mulai panik. Dan Wina tidak berdaya mendapatkan serangan dari sekian laki laki yang mulai menjarah sekujur tubuh seksinya, dengan rabaan, dan remasan disana sini.

Malam itu Wina semakin kecil kemungkinannya untuk dapat pulang dengan selamat, tujuh orang pelayan toko berikut pemiliknya malam itu menggilir tubuh Wina, dan diperkosa hingga Wina jatuh pingsan. Seorang demi seorang mulai memasuki tubuh Wina, dan memperkosanya secara brutal. Hingga semuanya kebagian menikmati montoknya tubuh Wina.

Dengan uang yang tersisa menjelang subuh, Wina akhirnya sampai juga dirumahnya, dan suaminya pun tidak bisa berbuat apa apa mendapati istrinya pulang dalam keadaan bersimbah sisa sisa sperma dari para lelaki yang tadi memperkosa istrinya.

Hari itu Wina tidak bisa masuk kerja dan sehabis berobat kedokter iapun diharuskan banyak istirahat, seperti yang sudah dijanjikan siang itu pun datang lah rentenir untuk menagih utang suaminya. Setelah perdebatan yang sangat alot rentenir itu tidak bisa menerima bayaran dari suami Wina, karena uang yang kemarin dipinjam oleh Wina telah raib dirampas para pemerkosanya.

Richard sang rentenir itu akhirnya memberikan satu syarat kepada Wina dan suaminya, ia akan memberi keringanan hutang mereka apabila diberi kesempatan untuk meniduri Wina. Muklis suami Wina tidak kuasa menolaknya dan kemudian merundingkannya dengan Wina, lalu dengan menintikkan air matanya Wina pun bersedia ditiduri oleh Bang Richard rentenir itu.

Richard lalu meminta Muklis untuk meninggalkan ia dan istrinya, dengan lesu Muklis pun menurutinya dan pergi meninggalkan Wina istrinya untuk ditiduri Richard si rentenir itu. Richard yang rupanya sudah tertarik terhadap kemolekkan tubuh Wina itu, kemudian membawa Wina kekamar dan direbahkannya diatas ranjang.

Lalu dengan penuh nafsunya Tagur menerkam tubuh Wina dan menggumulinya, dengan lumatan kasar dibibir tipis Wina Richard pun kemudian meremas remas buah dada Wina dengan kasar. Dan kemudian dengan kasar merobek daster bagian dada Wina, dan membetoto kutangnya hingga putus, kemudian dengan nafsu di caploknya buah dada montok itu.

“…kamu memang cantik mba Wina, tubuhmu montok sekali…aaahhh…ssshh…” racau Bang Richard disela kenyotan mulutnya disusu Wina.

Kemudian dengan kasar pula ia mulai menarik celana dalam Wina hingga sobek dan terputus, lalu dengan nafsu dijilatinya belahan vagina Wina. Dengan lidahnya dimainkannya klentit Wina, dan dijelajahinya hingga kekedalaman vaginanya yang gelap dan pekat itu.

Dengan membuka kaki Wina dan dikangkangkannya kedua paha mulusnya, lalu Richard dengan kasar mecobloskan batang kontolnya yang besar itu keliang vagina Wina yang imut dan sempit itu. Wina meringis mendapati hentakan hentakan kasar batang kontol yang dua kali lebih besar dari milik suaminya itu.

“…aaahh…pelan Bang…aaahhh…sakiiiit….Bang…aaahh…!” rintih Wina.

Bukan manjadi iba Richard malah semakin bernafsu menggenjot vagina Wina, dan ia terus mengguncang dan menyodokkan kontolnya lebih kasar lagi. Hingga sepuluh menit kemudian denga erangan panjang Richard memuntahkan lahar panasnya dirahim Wina.

“…aaaahhh….ssshhh…ccrot…crot…crot…enak betul memek kau mba…!” katanya dipenghujung smburan spermanya.

Wina hanya menangis meratapi semua rentetan kejadian yang harus diterimanya, sedari kemarin hingga hari itu tubuhnya harus menjadi sarana pemuas hajat birahi laki laki. Sungguh kejam nasib yang harus diterimanya, semua ini akibat dari kebiasaan buruk suaminya yang doyan berhutang, hingga mengakibatkan dirinya menjadi tumbal dari hutang suaminya.

Richard yang kelelahan sehabis menggarap tubuh Winapun berucap sekenanya.

“…kalau nanti suamimu belum juga bisa melunasi hutangnya, aku akan minta tubuh kau lagi…ingat itu…!” katanya sambil berlalu dan pergi.

Wina semakin teriris mendengar hal itu, dan dalam hatinya ia semakin menyalahkan suaminya, yang menyebabkan semua kehinaan yang telah menimpanya.

Wina adalah seorang wanita muda beranak satu berusia 25 tahun yang memiliki wajah manis, dengan bentuk tubuhnya yang begitu semok, pantatnya yang bohay membulat membuat siapapun lelaki yang melihatnya akan berdecak kagum. Ditambah lagi dengan buah dadanya yang membusung ukuran 34B dan sangat montok itu, semakin menambah keseksiannya benar benar menggiurkan, setiap mata lelaki.

Wina bekerja pada satu instansi pemerintah didaerah Sudirman, sebagai seorang analis yang ramah iapun sangatlah disukai oleh teman teman sekantornya. Sehari hari Wina berangkat bekerja dari rumahnya didaerah Ciledug menggunakan angkutan umum, dengan kebiasaannya yang selalu memakai pakaian ketat semakin membuat lekukkan tubuh seksinya tampak begitu jelas, dan mengundang banyak pandangan nakal dari para lelaki yang melihatnya.

Seperti pagi itu diangkutan yang cukup padat penumpang Wina berdiri berdesakkan diantara para penumpang, Wina yang pagi itu memakai pakaian ketat dengan span yang diatas lutut begitu menggoda setiap lelaki yang berdiri didekatnya, untuk merapatkan tubuhnya ketubuh Wina yang sangat seksi dan montok itu.

Saat itu ada seorang laki laki yang berdiri tepat dibelakang Wina, dengan perlahan mulai merapatkan tubuh depannya kebagian belakang tubuh Wina, dengan memanfaatkan goncangan mobil angkutan yang sesekali terguncang itu, laki laki itu mulai menempelkan batang penisnya yang masih tertutup celana ke pantat Wina. Laki laki yang disebelahnya pun tidak mau kalah dengan kalakuan temannya, iapun mulai dengan menempelkan telapak tangannya dipermukaan pantat Wina yang yang begitu membulat seksi terbalut rok spannya yang begitu ketat menyiplak dipantatnya.

Wina yang diperlakukan seperti itu tidak menyadarinya, ia masih asik bergantungan dengan tangan satunya sedang memainkan tombol tombol blackberrynya. Begitulah keseharian yang sering terjadi terhadap Wina, ada saja lelaki yang mencuri curi kesempatan dalam kesempitan.

Tidak seperti biasanya hari itu Wina begitu pusing dengan keadaan suaminya yang terlibat banyak hutang, akibat kebiasaan suaminya yang sering berhura hura dan hidup royal. Sementara tabungan Wina sudah habis dipakai untuk bayar ini dan itu, sesampainya dikantor Wina menghadap pimpinannya untuk meminjam uang, untuk melunasi hutang suaminya kepada seorang rentenir.

Wina mengetuk pintu ruangan pimpinannya itu, dan terdengar suara dari seorang laki laki yang mempersilahkannya untuk masuk. Pak Kevin adalah pimpinan dimana Wina adalah salah seorang anak buah di unitnya, dan hari itu Wina datang dan mengutarakan maksudnya untuk mendapat pinjaman uang.

Dengan mata nakalnya Pak Kevin menyisir tubuh Wina dari atas sampai kebawah, Wina menjadi risih mendapati hal ini, lalu dengan perlahan iapun mulai mengutarakan maksudnya.

“…maaf Pak maksud dan tujuan saya menghadap, adalah ingin meminta bantuan kepada Bapak untuk meminjamkan saya uang lima juta Pak…” kata Wina dengan nada berat.

“…boleh saja Bapak kasih, asal kamu mau menerima persyaratannya…!” kata Pak Kevin mulai dengan akal bulusnya.

“…persyaratan apa Pak, saya tidak mengerti…?” sambung Wina.

“…asal kamu mau pacaran sama Bapak sehari…saja…pasti Bapak kasih apa yang kamu mau…gimana…?” kata Pak Kevin dengan berbisik didepan wajah Wina.

Wina begitu kaget dengan apa yang baru didengarnya, lalu iapun tertunduk tidak berani menatap mata atasannya itu, dan iapun teringat akan desakkan dan ancaman rentenir yang kemarin datang kerumahnya, lalu dengan pelan iapun berkata lagi.

“…kalau memang Bapak mau begitu saya terima Pak, asalkan saya diberi pinjaman…” dengan berat hati Wina menyetujui keinginan atasannya itu.

Pak Kevin begitu girang dan tidak menyangka Wina akan semudah itu menerima persyaratan darinya. Lalu iapun mengeluarkan sejumlah uang dari lacinya, dan memberikannya kepada Wina.

“…ini uangnya lima juta dan kamu harus menuruti apa saja yang saya mau…!” katanya seraya menyerahkan uang ketangan Wina.

Wina segera memasukan uang itu kedalam tasnya, sementara Pak Kevin pergi mengunci pintu ruangannya, dan segera menghampiri Wina. Wina tidak kuasa menolak ketika tangan Pak Kevin memeluk tubuhnya dari belakang, dan mulai menyapu tengkuk dan leher jenjangnya dengan mulut dan lidahnya. Pak Kevin yang sudah sekian lama begitu memendam hasrat terhadap Wina kemudian tidak menyia nyiakan kesempatan langka tersebut, dengan penuh nafsu iapun mulai menggesek gesekkan batang penisnya dibelahan pantat Wina yang terbalut rok ketatnya.

“…oohh Wina kamu begitu menggairahkan, tubuhmu begitu seksi sssshhh…aaahh…” racau Pak Kevin ditelinga Wina.

Lalu mulai tangan Pak Kevin meremas remas buah dada montok Wina, dan mulai membuka satu persatu kancing blousnya. Tubuh Wina sampai terguncang guncang menerima desakkan dan gesekkan liar penis Pak Kevin dipantatnya, kini Pak Kevin membalikkan tubuh Wina kehadapannya.

Dengan memegang kepala Wina Pak Kevin kemudian melumat bibir tipis Wina, kemudian tangannya mulai menurunkan tali kutang dipundak Wina. Wina sudah setengah telanjang dengan buah dadanya yang montok itu menggantunng membuat Pak Kevin yang tidak sabar segera mencaplok dan mengenyoti puting susunya dengan penuh nafsu.

“…ssshhh…” Wina mulai mendesis menerima kenyotan mulut Pak Kevin.

Pak Kevin kemudian menarik Wina dan membaringkannya diatas sofa, lalu mulai menjilati paha mulus Wina, dan kemudian dengan tergesa segera menarik turun celana dalamnya. Wina hanya pasrah ketika Pak Kevin mulai membuka celananya, dan kemudian menuntun batang kontolnya kearah vaginanya.

Vagina Wina yang sudah basah itu dengan mudah dapat dimasuki kontol Pak Kevin, dan dengan tergesa kemudian Pak Kevin mulai menggenjot vagina Wina. “…aaahh…ooohhh…ssshhh…memekmu legit Rat…!” racaunya.

Wina hanya bisa pasrah dan menitikkan airmatanya, menerima hujaman dan genjotan batang kontol atasannya itu. Hingga akhirnya Pak Kevin menyemburkan spermanya didalam rahim Wina, dan hari itu runtuhlah sudah kesucian dirinya, dia harus menjadi tumbal akibat perbuatan suaminya. Pak Kevin sangat puas telah berhasil mencicipi tubuh seksi dan montok Wina, yang sudah sekian lama diidamkannya itu.

Wina kembali kemeja kerjanya, dan hari itu iapun menjadi kewalahan akibat banyaknya pekerjaan yang menumpuk dimejanya, karena tadi harus melayani atasannya. Hari itupun Wina harus pulang sedikit lebih malam dari biasanya, dengan tubuh lemas dan lelah iapun berderet bersama para calon penumpang angkutan umum dihalte bis itu.

Hingga sekitar jam delapan malam Wina baru dapat bis, dan tidak diduga pula ditengah perjalanan bis itu mogok, hingga Wina harus menyusuri trotoar dan berjalan mencari angkutan alternatif lainnya. Tepat didepan sebuah toko yang sudah mulai tertutup separuh rollingdorrnya, Wina dikejutkan dengan seorang laki laki yang kemudian membekap mulutnya, dan menarik tubuhnya masuk kedalam toko itu.

Wina tidak bisa menjerit apalagi meminta tolong dengan bekapan dimulutnya, Wina terus dipaksa masuk hingga kebagian belakang dalam toko tersebut. Didalam toko yang rupanya masih ada beberapa orang itu, kemudian serentak mengerubuti Wina yang mulai panik. Dan Wina tidak berdaya mendapatkan serangan dari sekian laki laki yang mulai menjarah sekujur tubuh seksinya, dengan rabaan, dan remasan disana sini.

Malam itu Wina semakin kecil kemungkinannya untuk dapat pulang dengan selamat, tujuh orang pelayan toko berikut pemiliknya malam itu menggilir tubuh Wina, dan diperkosa hingga Wina jatuh pingsan. Seorang demi seorang mulai memasuki tubuh Wina, dan memperkosanya secara brutal. Hingga semuanya kebagian menikmati montoknya tubuh Wina.

Dengan uang yang tersisa menjelang subuh, Wina akhirnya sampai juga dirumahnya, dan suaminya pun tidak bisa berbuat apa apa mendapati istrinya pulang dalam keadaan bersimbah sisa sisa sperma dari para lelaki yang tadi memperkosa istrinya.

Hari itu Wina tidak bisa masuk kerja dan sehabis berobat kedokter iapun diharuskan banyak istirahat, seperti yang sudah dijanjikan siang itu pun datang lah rentenir untuk menagih utang suaminya. Setelah perdebatan yang sangat alot rentenir itu tidak bisa menerima bayaran dari suami Wina, karena uang yang kemarin dipinjam oleh Wina telah raib dirampas para pemerkosanya.

Richard sang rentenir itu akhirnya memberikan satu syarat kepada Wina dan suaminya, ia akan memberi keringanan hutang mereka apabila diberi kesempatan untuk meniduri Wina. Muklis suami Wina tidak kuasa menolaknya dan kemudian merundingkannya dengan Wina, lalu dengan menintikkan air matanya Wina pun bersedia ditiduri oleh Bang Richard rentenir itu.

Richard lalu meminta Muklis untuk meninggalkan ia dan istrinya, dengan lesu Muklis pun menurutinya dan pergi meninggalkan Wina istrinya untuk ditiduri Richard si rentenir itu. Richard yang rupanya sudah tertarik terhadap kemolekkan tubuh Wina itu, kemudian membawa Wina kekamar dan direbahkannya diatas ranjang.

Lalu dengan penuh nafsunya Tagur menerkam tubuh Wina dan menggumulinya, dengan lumatan kasar dibibir tipis Wina Richard pun kemudian meremas remas buah dada Wina dengan kasar. Dan kemudian dengan kasar merobek daster bagian dada Wina, dan membetoto kutangnya hingga putus, kemudian dengan nafsu di caploknya buah dada montok itu.

“…kamu memang cantik mba Wina, tubuhmu montok sekali…aaahhh…ssshh…” racau Bang Richard disela kenyotan mulutnya disusu Wina.

Cerita Bokep Kemudian dengan kasar pula ia mulai menarik celana dalam Wina hingga sobek dan terputus, lalu dengan nafsu dijilatinya belahan vagina Wina. Dengan lidahnya dimainkannya klentit Wina, dan dijelajahinya hingga kekedalaman vaginanya yang gelap dan pekat itu.

Dengan membuka kaki Wina dan dikangkangkannya kedua paha mulusnya, lalu Richard dengan kasar mecobloskan batang kontolnya yang besar itu keliang vagina Wina yang imut dan sempit itu. Wina meringis mendapati hentakan hentakan kasar batang kontol yang dua kali lebih besar dari milik suaminya itu.

“…aaahh…pelan Bang…aaahhh…sakiiiit….Bang…aaahh…!” rintih Wina.

Bukan manjadi iba Richard malah semakin bernafsu menggenjot vagina Wina, dan ia terus mengguncang dan menyodokkan kontolnya lebih kasar lagi. Hingga sepuluh menit kemudian denga erangan panjang Richard memuntahkan lahar panasnya dirahim Wina.

“…aaaahhh….ssshhh…ccrot…crot…crot…enak betul memek kau mba…!” katanya dipenghujung smburan spermanya.

Wina hanya menangis meratapi semua rentetan kejadian yang harus diterimanya, sedari kemarin hingga hari itu tubuhnya harus menjadi sarana pemuas hajat birahi laki laki. Sungguh kejam nasib yang harus diterimanya, semua ini akibat dari kebiasaan buruk suaminya yang doyan berhutang, hingga mengakibatkan dirinya menjadi tumbal dari hutang suaminya.

Richard yang kelelahan sehabis menggarap tubuh Winapun berucap sekenanya.

“…kalau nanti suamimu belum juga bisa melunasi hutangnya, aku akan minta tubuh kau lagi…ingat itu…!” katanya sambil berlalu dan pergi.

Wina semakin teriris mendengar hal itu, dan dalam hatinya ia semakin menyalahkan suaminya, yang menyebabkan semua kehinaan yang telah menimpanya.

Bagikan ke yang lainnya
Telegram
Tutup
Tutup