Lensaxxx

Kereta Terakhir , Pertemuan Ku Terakhir Juga

Bintang yang tak pernah bersinar
Aku tau aku tak akan pernah bisa menjadi Sirius, Arcturus, ataupun Vega
Aku juga tau aku tak semenarik Algoi, Polaris dan Mira

Aku tak pernah menjadi bintang karena aku tak pernah bersinar

Lalu mengapa aku harus berada digugusan rasi bintang, bila aku bukan bintang

Orang-orang tak pernah menyebutku bintang karena aku tak bercahaya

Lalu mengapa aku harus disini, merasakan silau bintang yang saling berpendar

Memancarkan sinar terang mereka

Sungguh aku tak pernah ingin menjadi bintang bila rasanya terlalu menyakitkan.

“Tuuuuuuuut…tuuuuuut…” suara kedatangan kereta menggema keseluruh isi stasiun, menandakan kereta telah tiba, memperpelan lajunya hingga akhirnya berhenti. Satu persatu penumpang turun membawa barang bawaan mereka masing-masing, hingga seluruh isi kereta keluar dan tak tersisa, Kimi meremas jari tangannya dengan gugup.

“Dia pasti datang dia pasti datang.” Kimi mengulanginya bagai sebuah mantra yang akan membuatnya tenang, hingga malam menjelang dan stasiun menjadi lenggang, wajah yang dicari tak pernah muncul. Kimi menundukan kepalanya dengan lesu meninggalkan stasiun, ini tahun ketiga semenjak kepergianya, dan dia tak pernah sekalipun muncul. Dinyalakan motor maticnya dan pergi meninggalkan pelataran parkir stasiun, dengan perasaan hancur, Kimi menyusuri jalanan kota yang gelap bermandikan cahaya kelap kelip lampu peKimingan jalan. Pikirannya melintas kembali ke masa 3 tahun silam di stasiun yang baru saja ditinggalkan.

‘Mikel.’ itu namanya, cinta pertama dan seluruh hidup Kimi, Kimi tak pernah memandang orang lain selain dia, tak penah mencintai orang lain sebesar cinta Kimi padanya. Dia adalah pusat dari seluruh hidup Kimi. Dimana dia berada disitulah Kimi berada, mereka adalah pasangan paling serasi dan kompak disekolah. Mereka selalu berangkat dan pulang bersama sama, Kimi benar-benar sungguh bahagia di otaknya hanya ada ‘Mikel, Mikel dan Mikel’”

Kimi bukan gadis bodoh disekolah bisa dibilang cukup cerdas, tapi Kimi rela menjadi bodoh asalkan Mikel selalu berada disisinya. Ini tahun ke dua hubungan mereka,tapi sepanjang kisah cinta yang membahagiakan ini baru kali ini Kimi merasa begitu sakit, sedih, dan benar-benar ketakutan, sebentar lagi UAN dan untuk pertama kalinya mereka akan terpisah karena Mikel telah diterima di Universitas ternama di Jakarta. Sementara Kimi tetap disini, orang tuanya tak punya cukup uang untuk membiayayainya kuliah di Jakarta, Kimi seperti berhenti bernafas membayangkan Mikel akan pergi meninggalkannya sendirian disini.

Seminggu sebelum perpisahan itu Kimi tidak henti-hentinya menangis, Mikel selalu menenangkannya dan mengatakan dia pasti akan segera kembali, dan setiap liburan semester dia akan pulang mengunjungi Kimi. Hari yang paling menakutkan itu akhirnya datang juga, Kimi seperti tak punya pijakan untuk berdiri. Baginya dunia telah runtuh, Kimi tidak bisa hidup tanpa Mikel, Kimi mengantarkan kepergian Mikel ke stasiun dengan mata yang membengkak, Mikel tidak pernah melepaskan pegangan tangannya dan memeluk Kimi erat.

“Kimi sayang…please jangan menangis lagi,” Mikel mengusap air mata Kimi dengan lembut. “Aku janji setiap liburan semester aku akan mengunjungimu dan setiap tahun ditanggal hari jadi kita aku pasti akan pulang.” Mikel merogoh saku celananya dan mengeluarkan benda mengkilap sebuah kalung putih dengan liontin berbentuk setengah hati yang menggantung. Dengan lembut Mikel memasangkan di leher Kimi dan mencium keningnya lembut.

“Aku mencintaimu, dan percayalah janjiku padamu aku pasti akan pulang cintaku.” Mikel membisikan kata-kata manis dan penuh kesunguhan itu ditelinga Kimi. Mikel melepaskan kecupannya dan perlahan-lahan berbalik pergi meninggalkan Kimi. Lantai yang di pijak Kimi sekarang mungkin sudah berubah menjadi lautan karena banjir air mata. Decitan dan pekikan dari suara rem yang diinjak secara mendadak membuyarkan lamunan Kimi, ketika menyadari dia hampir menabrak pengendara didepannya ‘hampir saja’ bisiknya dalam hati, orang yang hampir ditabrak tadi mengumpat dan mengeluarkan kata-kata kotor. Kimi mengabaikan teriakan itu dan melanjutkan perjalanannya.

1 tahun kemudian…

Kimi tetap datang ke stasiun yang sama yang selalu didatangi tiap tahun, tak ada yang berubah dari stasiun tua ini, sesuai dengan janji yang diucapkanya disini. Ini tahun ke 4 Kimi menantikan kedatangannya, tapi Kimi tak lagi segugup dulu, Kimi sudah sangat siap kalau Mikel tak akan datang lagi, meskipun Kimi sangat berharap dia akan datang. Kimi duduk termenung di bangku tempat mereka berpisah dulu, Kimi mengenang kembali kencan terakhir mereka sebelum Mikel pergi, seperti biasa Mikel menjemputnya jam 7 malam, Kimi mengenakan pakaian paling bagus yang dimilikinya, Kimi tidak ingin mereka berdua melupakan malam ini.

Kimi berkaca untuk terakhir kalinya, Kimi memang tidak suka memakai make up tapi malam ini ia kusus menyapukan make up tipis diwajahnya dan memoles bibirnya dengan lipstick pink alami.Kimi memang tidak cantik tapi juga tidak jelek, Kimi hanya gadis biasa dinilai dari segi apapun, tinggi badannya rata-rata bahkan bisa dibilang sedikit pendek, bentuk tubuhku juga biasa saja tidak langsing tapi juga tidak gendut, wajahnya juga biasa saja, Kimi memiliki wajah bulat dengan mata belok tapi penglihatannya tidak setajam bola mata yang dimiliki.

Kimi sering tidak menemukan benda yang dicari, dan bagian wajahnya yang paling di benci adalah bentuk bibirnya yang sedikit aneh,tapi orang-orang sering memuji hidung mancungnya mungkin ini bagian wajahnya yang harus di syukuri. Sebaliknya Mikel adalah cowok populer disekolah karena dia anak basket dan anggota OSIS kulitnya putih dan bercahaya Mikel cukup tinggi dengan tinggi 180 cm, Mikel cukup menjulang diatas Kimi, matanya bulat indah dengan alis hitam nan tebal, hidungnya yang mancung dan bibir sexy yang menggoda menambah kesempurnaannya.

Mikel memacu motornya menembus jalanan menuju pusat kota, mereka menghabiskan malam dengan mengobrol santai di cafe tempat biasa mereka berkencan,mereka membicarakan banyak hal. Hingga beberapa jam kemudian mereka meningalkan cafe menuju taman kota, memilih salah satu bangku kosong disudut taman. Kimi tertawa cekikikan ketika Mikel menceritakan hal-hal lucu dan konyol, Kimi ingin menanyakan sesuatu yang dari dulu ingin ditanyakan pada Mikel.

“Mik….banyak cewek-cewek cantik yang ngejar-ngejar kamu, bahkan banyak kakak kelas kita yang naksir kamu,tapi kenapa kamu milih aku?” Kimi sangat ingin mendengar jawabannya.

“Hemmm…kenapa ya,” Mikel pura-pura berpikir keras “aku bosan dengan gadis-gadis cantik yang selalu mengejarku, lagi pula aku tak pernah berkencan dengan gadis biasa sepertimu, aku ingin menularkan pesona dan aura positifku padamu hahahaha…” Mikel terkekeh dengan jawabanya sementara Kimi cemberut karena itu bukan jawaban yang diharapkan.

“Ih…nyebelin banget sich jadi orang, narsis, tau.” Kimi mendengus kesal “Karena aku sangat mencintaimu, aku menyukai apapun yang ada pada dirimu.” jatung Kimi tiba tiba berhenti berdetak mendengar jawaban manis itu.
Mikel mendekatkan wajahnya ke wajah Kimi dan mencium lembut bibirnya, Kimi membuka bibirnya memberi ruang pada Mikel untuk menjelajahi mulutnya dan menyesapnya lidahnya yang lihai membelai lidah Kimi, ciuman mereka menjadi panas dan penuh gairah dan membuat Kimi terengah-engah, mereka melanjutkan hasrat yang mengelora efek dari ciuman tadi di kamar kost Mikel, ketika pintu sudah tertutup Mikel menciumi Kimi dengan liar dan ganas Kimi mengerang merasakan nikmat yang tak tertahankan, Mikel membuka pakaiannya satu persatu setelah itu membantu Kimi membuka bajunya, ketika mereka sama-sama telanjang bulat Mikel menuntun Kimi keranjang dan membaringkannya di sana, tubuhnya yang berotot menindih Kimi dan kembali menciumi seluruh tubuh Kimi, cumbuan Mikel membuat tubuh Kimi seperti terbakar, Kimi sudah sangat basah dan siap.
Mikel lalu duduk bersimpuh di atas ranjang itu dan memangku kepalaku diatas pahanya. Mikel kembali menjamah payudaraku, namun kali ini ia mengulurkan tangannya menyusupi bagian dada. Jari-jarinya menjalar pelan diatas payudaraku sambil mencari puting payudaraku. Aku merasa agak sesak karena aku masih memakai BH, namun itu tidak menghalangi jari-jari nakal Mikel untuk mempermainkan dadaku.

“Aw!” aku merasakan puting payudaraku disentuh oleh jari Mikel. Mikel segera memencet putingku sehingga aku merasa seperti tersetrum oleh listrik di sekujur dadaku.

“Ahh..” desahku pelan saat Mikel kembali meremas payudaraku.

Payudaraku digerakkan berputar pelan oleh jari Mikel sambil sesekali memencet putingku. Aku semakin terhanyut saat Mikel menyentil-nyentil puting payudaraku dengan kukunya yang agak panjang ataupun saat memencet puting susuku dengan kuku jempol dan jari telunjuknya. Saraf-saraf tubuhku kini semakin sensitif karena aku semakin terangsang dengan pijatan di payudaraku. Kakiku mulai menggeliat-geliat pelan dan aku bisa merasakan cairan cintaku kembali meluber dari vaginaku. Mikel yang melihat pergerakan-pergerakan terangsang tubuhku, mengentikan aksinya. Kini ia kembali bergerak kearah selangkanganku. Ia lalu duduk dihadapan tubuhku yang masih terbaring

“Nah, Kimi. Ayo buka pahamu. Yang lebar ya!” aku merentangkan kakiku selebar mungkin dihadapan Mikel. Ia tersenyum melihat aku yang tidak menolak perintahnya lagi. Mikel lalu mengamati selangkanganku. Bagaimana kewanitaanku yang masih basah oleh cairan cintaku. Mikel mencolek vaginaku dan mencicipi cairan cintaku yang ada di jarinya. Mikel kembali membenamkan jarinya dengan pelan di celah vaginaku, jarinya bergerak lembut seolah mencari sesuatu.

“Aww..” desahku pelan saat jari telunjuk Mikel menyentuh klitorisku. Mikel yang akhirnya menemukan apa yang dicarinya dalam liang vaginaku tampak kegirangan. Jarinya segera menyentil-nyentil klitorisku. Akibatnya, bisa ditebak, aku kembali melayang kelangit ketujuh. Aku merintih-rintih keenakan dihadapan muridku yang kini sedang memainkan gairah seksualku.

“Aahh.. ohh.. aww..” desahanku semakin keras dan akhirnya tubuhku kembali serasa akan meledak. Punggungku melengkung bagai busur dan kakiku kembali menegang, siap untuk menyambut orgasmeku untuk yang kedua kalinya. Namun, Mikel yang tahu bahwa aku akan orgasme segera mencabut jarinya keluar dari liang vaginaku; otomatis, kenikmatan yang sebentar lagi akan kucapai lenyap seketika.

Aku sekarang bertingkah seolah-olah dia adalah suamiku yang sah. Aku agak terkesan karena Mikel sudah tahu bagaimana menjalankan trik psikologis untuk mempengaruhiku agar menuruti permintaannya. Namun kuakui, permainan psikologis ini semakin membangkitkan gairahku dan aku amat menikmatinya!
“Nah, Kimi. Boleh tidak kalau Mikel memasukkan adik kecil ke Vagina Kimi?”

“Boleh sayang.. Kimi kan Kekasihnyanya Mikel..” selorohku. Aku sekarang sudah rela memberikan keperawananku untuk Mikel. Mikelpun menarik tubuhku sehingga kewanitaanku terpampang jelas sekali dihadapan Mikel.

“Ayo sayang. Kimi mau orgasme lagi..” aku memohon pada Mikel. Mikel segera merespon dengan duduk dihadapan selangkanganku dan mengatur posisi tubuh kami sehingga penisnya sekarang berada di bibir kewanitaanku. Aku bisa merasakan penisnya yang kembali membesar seperti saat aku mengoralnya barusan menyentuh celah vaginaku. Aku menghela nafas, menyiapkan diriku untuk menerima kenyataan bahwa keperawananku akan direnggut sesaat lagi. Aku berusaha mengatur nafasku yang memburu untuk mengusir rasa takut dan cemas akibat degup jantungku yang amat kencang.

“Bagaimana, Kimi? Sudah siap?” aku mengangguk pelan menjawab pertanyaan Mikel akan kesiapanku.

“Mikel.. yang pelan ya? Jangan kasar..” pintaku kembali.

Aku tidak ingin Mikel memperawaniku seperti sebuah pemerkosaan, yang kuinginkan hanya agar aku bisa diperlakukan lebih lembut. Maklumlah, ini juga merupakan pengalaman pertamaku yang pasti akan berkesan seumur hidupku. Untunglah, Mikel tampaknya mengerti akan perasaanku. Ia mengangguk dan sorot matanya seolah menenangkanku. Mikel mulai mendorong pinggangnya ke depan. Sesaat penisnya berhasil membelah bibir vaginaku, namun mungkin karena vaginaku licin akibat cairan cintaku, penis Mikel malah meleset keluar dari celah vaginaku. Mengakibatkan timbulnya suara tertahan dari mulutku. Mikel kembali berusaha, namun tampaknya agak susah baginya untuk memasukkan penisnya kedalam vaginaku karena diameter penisnya juga cukup lebar . Akhirnya ia meraih batang penisnya dan mengarahkannya tepat dihadapan celah bibir kewanitaanku. Tangannya masih kuat mencengkeram penisnya saat ia sekali lagi menggerakkan pantatnya ke depan dan..

“AAGH!!!” aku membelalak dan menjerit keras saat merasakan rasa ngilu dan perih yang amat hebat melanda vaginaku. Akhirnya selaput daraku robek dan keperawananku sekarang lenyap sudah terenggut oleh Mikel. Aku bisa merasakan penis Mikel yang kini terjepit di vaginaku dan ujung penisnya didalam lubang pipisku. Mikel kembali memajukan pinggulnya dengan pelan, mengakibatkan rasa sakit itu semakin mendera vaginaku.

“Mikel, Mikel!! Sakit! Sebentar!! Aduuh!!” aku kembali meminta dengan panik pada Mikel. Air mataku meleleh akibat rasa perih itu.

“Sebentar, Kimi. Tenang ya, sebentar lagi..” jawab Mikel sambil mendorong pinggangnya dengan pelan.

Penisnya semakin dalam memasuki vaginaku diiringi dengan jeritan piluku yang tersiksa oleh rasa sakit itu. Kepalaku terbanting kekiri-kanan menahan rasa sakit, seolah menolak penetrasi Mikel kedalam lubang vaginaku.

“Ohh..” Mikel melenguh dan menghentikan dorongannya. Aku bisa merasakan sepasang buah zakarnya bergelantungan di bongkahan pantatku dan paha kami yang sekarang saling bersentuhan.

“Hhh..” aku mengambil nafas sejenak merasakan rasa sesak di vaginaku akibat besarnya penis Mikel didalam lubang pipisku. Aku akhirnya sadar kalau sekarang ini seluruh penis Mikel sudah terbenam sepenuhnya didalam kewanitaanku. Rambut-rambut kemaluannya yang baru tumbuh juga menggelitik selangkanganku. Untuk beberapa saat, kami terdiam dalam posisi itu. Mikel memberiku waktu untuk menyesuaikan diri dengan keadaanku.

“Kimi..” panggil Mikel pelan.

“Ya?”

“Hangat sekali rasanya didalam. Kamu lembut sekali, Kimi..” pujinya. Aku tidak bisa merespon jelas karena rasa perih yang menyiksa ini, namun bisa kulihat kalau Mikel tampak mencemaskan keadaanku.

“Sakit ya?” tanyanya penuh perhatian

“I, iya, sakit sekali..” jawabku pelan.

“Sekarang kita sudah bersatu lho, Kimi. Aku dan kamu sekarang jadi satu..” Aku mengangguk membenarkan pernyataan Mikel. Memang, sekarang tubuh kami sudah bersatu karena kemaluan kami masing-masing telah menyatukan tubuh kami.

“Mikel.. sakiit..” protesku pada Mikel. Mikel terdiam, ia hanya mengusap air mataku.

“Sabar ya, Kimi? Sebentar lagi pasti enak kok!”

Mikel lalu menarik penisnya sedikit vaginaku dan dengan pelan dilesakkannya kembali kedalam liang vaginaku. Rasa pedih kembali menyengat vaginaku, namun Mikel selalu berusaha menenangkanku. Aku merasa tampaknya Mikel juga tahu bagaimana sakitnya saat seorang gadis diperawani untuk pertama kalinya karena ia selalu berusaha memompa penisnya selembut mungkin untuk mengurangi rasa sakitku.
Lama kelamaan, muncul rasa nikmat dari vaginaku akibat gerakan penis Mikel. Walaupun masih bercampur dengan rasa perih, aku bisa merasakan bahwa sensasi baru ini berbeda dari saat vaginaku dioral dan dipermainkan oleh jari Mikel. Sensasi ini lebih menyentuh sekujur syarafku. Mikel kembali membelai pahaku sambil menjilatinya pelan sehingga gairah seksualku kembali bangkit perlahan. Rasa perih itu semakin hilang dan digantikan dengan sensasi baru di tubuhku. Rasa geli, sakit dan sesak yang melanda vaginaku memberikan sensasi tersendiri yang mengasyikkan. Mikel yang melihat bahwa aku sudah terbiasa akan pergerakannya mulai leluasa mengatur gerakannya. Sekarang penisnya ditarik keluar hingga hanya tersisa pangkal penisnya saja dalam vaginaku otomatis bibir vaginaku ikut tertarik keluar. Tiba-tiba, Mikel mendorong pantatnya mendadak dengan cepat sehingga penisnya kembali menghunjam liang vaginaku dengan keras.

“Hyahh..” jeritku kaget, namun sekarang rasanya tidak lagi perih seperti tadi. Mikel mulai menggerakkan penisnya dengan tempo yang lebih cepat, membuatku akhirnya melenguh-lenguh nikmat merasakan sensasi di vaginaku.

“Oohh..ahhh…aahh..aakhh..” aku mendesah-desah keenakan saat penis Mikel menghunjam vaginaku.

Sesekali Mikel berhenti menggerakkan pinggangnya saat penisnya tertanam penuh dalam vaginaku dan mulai menggoyang-goyangkan pantatnya sehingga penisnya seolah mengaduk-aduk isi liang vaginaku, membuatku semakin melayang diatas awan kenikmatan seksual. Semakin lama, kurasakan tempo goyangan penis Mikel semakin cepat keluar-masuk vaginaku dan menggesek klitorisku saat memasuki vaginaku. Tubuhku juga berguncang mengikuti irama pompaan penis Mikel seiring dengan desahan-desahan erotis dari bibirku. Malah, saat Mikel menghentikan gerakan penisnya, secara otomatis aku menurunkan pinggulku menjemput penisnya, seolah tidak rela melepaskan penisnya itu. Mikel terlihat puas melihatku yang sekarang sudah berhasil ditaklukkan olehnya. Tidak terasa sudah sekitar 10 menit sejak penis Mikel memasuki vaginaku pertama kalinya. Mikel masih dengan giat terus menggerakkan penisnya menjelajahi vaginaku. Sementara aku sendiri sudah kewalahan menerima serangan kenikmatan di vaginaku, orgasmeku sudah siap meledak kapan saja.
“OH! AAKHHH..!!!” akhirnya aku menjerit keras dan tubuhku terbanting-banting saat aku merasakan gelombang kenikmatan yang melanda seluruh simpul syarafku, mengiringi ledakan orgasmeku untuk kedua kalinya.

Rasa perih dan sedikit sakit karena ini adalah pengalaman pertamanya tergantikan rasa nikmat yang membuncah, suara erangan dan lenguhan mengisi udara disekitar mereka, Kimi tau ini salah, tapi ini mungkin dosa terindah yang pernah dilakukan, mungkin ini juga yang membuat hawa tergoda makan buah khuldi sehingga terusir dari indahnya surga…begitulah kencan terakhir mereka begitu manis dan indah.

Sebuah pengumuman dari pengeras suara membuyarkan lamunannya yang memberitahukan kereta yang akan datang adalah kereta terakhir dari Jakarta, ketika kereta tiba Kimi kembali menyaksikan satu persatu penumpang turun dan lagi-lagi wajah yang dicari tak muncul, Kimi masih duduk terdiam sampai disadari stasiun menjadi lengang dan langit sore berganti malam. Orang-orang mungkin akan berkata kenapa kau tidak menghubunginya bodoh, atau kenapa kau tidak menyusulnya saja ke Jakarta, Jakarta bukan planet lain yang sulit dijangkau manusia, kau seperti seorang nenek tua pikun yang hanya bisa menunggu di stasiun, Kimi bukan tidak pernah berusaha.

Enam bulan setelah kepergian Mikel komunikasi mereka masih sangat lancar Mikel selalu menelpon Kimi setiap hari, saling kirim sms atau chat di jejaring sosial. Setelah 8 bulan berlalu Mikel mulai jarang menghubungi Kimi, ketika Kimi menanyakan alasannya Mikel menjawab sedang sibuk dengan kuliahnya yang sangat padat. Sampai dibulan ke 10 kepergiannya Mikel tak pernah menghubungi Kimi lagi, bahkan akun jejaring sosialnya ditutup. Setelah satu tahun berlalu sesuai janji yang diucapkan Mikel, Kimi percaya kalau dia akan datang di hari jadi mereka tapi kenyatanya Mikel tak pernah muncul.

Ini sudah kelima kalinya Kimi meningalkan stasiun dengan perasaan hancur, ‘Mikel…dimana kamu?’ bisiknya lirih mengembuskan nafas sesak di dadanya. Dan disinilah Kimi berakhir disebuah resto fast food bukan sebagai pengunjung tapi sebagai pelayan resto itu. Dulu Kimi terlalu sibuk dengan Mikel hingga tidak memikirkan masa depannya sendiri, Kimi hanya berpikir dengan bersama Mikel, Kimi akan hidup bahagia, Kimi terlalu naif berpikir kalau dia akan menikah dengan Mikel dan dengan menjadi istri Mikel, Kimi tidak perlu bekerja karena Mikel yang akan bekerja, Kimi cukup tinggal dirumah menjadi istri yang baik dan ibu yang baik bagi anak-anak mereka.Kimi tersenyum getir membayangkanya.

“Maaf…permisi,” sebuah suara mengintrupsinya “selamat datang…anda mau pesan apa?” Kimi bertanya ramah kepada pengunjung cantik didepannya ini. ‘wanita yang cantik’ dia berbisik dalam hati, kulitnya putih bersih, berwajah oval dengan mata kecil tapi bulat, hidungnya mancung dan runcing, bibir tipisnya dipoles lipstick warna merah, rambut hitam lurusnya dibiarkan tergerai bebas penampilannya makin sempurna dengan tubuh langsing dan tinggi semampai yang dimiliki. Dia mengunakan gaun merah selutut yang sangat pas dengan bentuk tubuhnya.

“Dua burger satu lengkap dan satunya lagi tanpa tomat dan bawang dan dua lemon tea.” Kimi tersentak dengan menu yang dipesan, Kimi hanya kenal satu orang yang akan makan burger tanpa tomat dan bawang dan itu orang yang ditunggu selama ini.

“Oke…pesanan akan datang dalam 10 menit, ada yang lain?” Kimi mencatat menu yang pesan dengan cermat, “Tidak, terima kasih.” Kimi lalu berbalik menyiapkan menu yang dipesan gadis bergaun merah itu.Dalam 10 menit pesanan telah siap, ketika langkah Kimi semakin dekat jantungnya berdetak semakin keras, menyadari gadis bergaun merah tak lagi duduk sendiri seorang pria duduk didepannya dan memungungi Kimi, Kimi mencengkram baki dengan kuat hingga buku jarinya memutih agar baki itu tidak terjatuh, meskipun dari belakang Kimi bisa mengenalinya, dia orang yang ditunggunya selama ini ‘Mikelku’ bisiknya dalam hati. Kakinya seketika lemas dan tanggannya gemetaran baki yang dipegang hampir terlepas dari gengamannya, jantungnya seperti di tebas samurai dan seketika itu juga berhenti berdetak dan hatinya seperti dicincang kecil-kecil. Kimi seperti beku dan mati rasa, ketika sampai di meja mereka.

“Mi..Mik…Mikel.” air matanya hampir pecah tapi dia menahan sekuat tenaga, hingga matanya berkaca-kaca. Mikel mendongak dan sesaat terdiam mematung, beberapa detik kemudian dia berdiri dan memeluk erat Kimi, Kimi tak membalas pelukan Mikel tangan dan seluruh tubuhnya telah membeku. “Kimi…..apa benar ini kau, oh Tuhan Kimi..” pelukan Mikel semakin erat “Kamu apa kabar, aku benar-benar sangat merindukanmu.” lama Mikel memeluk Kimi dan baru melapaskan pelukannya.

“Ehem…ehem…ada yang mau menjelaskan apa yang sedang terjadi?” gadis bergaun merah mengangkat bahu dengan tatapan bingung.

“Sayang…dia Kimi gadis yang selalu kuceritakan padamu dulu.” Mikel mengenalkan mereka berdua, hati Kimi seperti disiram air keras hingga tak berbentuk lagi mendengar Mikel mengucapkan kata sayang pada gadis ini. Gadis bergaun merah mengulurkan tangannya dengan senyum lebar.

“Alexa, tunangan Mikel.” dia berkata dengan senyum penuh kebanggaan, Kimi mengulurkan tangan yang kaku “Ne…Kimi.” ia menjawab dengan terbata-bata, ‘bumi tolong telan aku bulat bulat aku sungguh tak ingin berda disini’ ratapnya perih, bagi Kimi dunia sudah kiamat sejak beberapa menit yang lalu.

“Kimi sebenarnya aku ingin bercerita banyak denganmu, tapi aku benar-benar minta maaf nanti sore kami harus segera kembali, aku benar-benar menyesal tidak sempat menemuimu, aku pulang hanya untuk bertemu orang tuaku untuk memberitahu rencana pernikahan kami bulan depan.”

Kata-kata itu seperti peluru yang ditembakkan dengan membabi buta keseluruh tubuhnya rasanya begitu sakit.

“Karena kau teman baik Mikel, aku sangat berharap kau akan datang, kami akan sangat bahagia melihat kehadiranmu.” gadis bergaun merah menambahkan, satu lagi peluru ditembakkan tepat ditengkorak kepalanya. Kimi memohon agar semua ini berakhir, dan dia berharap ini hanya sebuah mimpi buruk, tapi ternyata ia salah besar ini nyata, benar-benar nyata.

‘Tuhan yang maha pengasih lagi maha penyayang, tolong ambil nyawaku sekarang juga, kupikir aku tidak membutuhkanya lagi’ bisiknya selembut udara.

Bagikan ke yang lainnya
Telegram
Tutup
Tutup